Jakarta monitor id
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo komitmen, telah membuktikan statement yang telah disampaikan beberapa waktu lalu, “Institusi Polri, Jika tidak sanggup membersihkan ekor, saya akan potong kepalanya”. Ketegasan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terlihat bukan sekedar basa-basi, hal itu dibuktikan dengan mencopot 7 orang pejabat menengah polri.
Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot satu orang berpangkat Kombes, dan enam orang berpangkat AKBP. Pencopotan ini tertuang dalam telegram yang ditandatangani oleh AS SDM Polri, Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.
Pencopotan satu Kombes tersebut terdapat dalam surat telegram nomor : ST/2279/X/KEP./2021 tanggal 31 Oktober 2021. Sedangkan enam AKBP dicopot melalui telegram nomor : ST/2280/X/KEP./2021 tanggal 31 Oktober 2021. Telegram tersebut ditandatangani oleh AS SDM Polri, Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, pencopotan itu bukti komitmen Kapolri terhadap pernyataannya, bukan sekedar basa-basi. Komitmen ini guna melakukan perubahan menuju Polri lebih baik.
“Ya, sebagaimana komitmen dan pernyataan Kapolri soal ‘ ikan busuk, mulai dari kepala’, kalau pimpinannya bermasalah, maka bawahannya akan bermasalah juga serta semangat dari konsep presisi. Komitmen ini jelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan menuju Polri jauh lebih baik lagi,” kata Argo, dalam keterangan tertulis, Senin (1/11/2021).
Keputusan Kapolri tersebut, agar seluruh personel Polri harus mampu memiliki jiwa kepemimpinan, yang mengayomi juga melayani masyarakat dan anggotanya lebih baik, juga bisa memberikan efek jera bagi siapa pun anggota yang melanggar.
“Jadilah pemimpin yang teladan, bijaksana, memahami, mau mendengar, tidak mudah emosi, dan saling menghormati. Dengan begitu, Polri ke depannya akan semakin mendapatkan kepercayaan di masyarakat,” ujar Argo.
Tujuh pejabat kepolisian yang dicopot di beberapa wilayah jajarannya yaitu :
1. Kombes Pol Franciscus X. Tarigan, Dirpolairud Polda Sulbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
2. AKBP Deni Kurniawan, Kapolres Labuhan Batu Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
3. AKBP Dedi Nur Andriansyah, Kapolres Pasaman Polda Sumbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
4. AKBP Agus Sugiyarso, Kapolres Tebing Tinggi Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
5. AKBP Jimmy Tana, Kapolres Nganjuk Polda Jatim ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
6. AKBP Saiful Anwar, Kapolres Nunukan Polda Kaltara ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
7. AKBP Irwan Sunuddin, Kapolres Luwu Utara Polda Sulsel ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).
Peribahasa “ikan busuk dari kepalanya”. Artinya suatu organisasi atau negara gagal disebabkan oleh masalah kepemimpinan sebagai sumber masalahnya.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, sebagaimana dikutip detikNews, berbicara dalam forum agenda penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61, dan Sespimma Polri angkatan ke-66 di Lembang, Jawa Barat, Rabu 27/10/2021 lalu .
“Pemimpin harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Karena kita tidak mungkin di ikuti kalau kita tidak memulai yang baik. Kita tidak mungkin menegur, kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri, ini yang saya harapkan, rekan-rekan mampu memahami nya. Hal yang dijalankan penuh ke ikhlasan akan menjadi buah ke ikhlasan,” tegasnya.
Arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merupakan responsnya atas kabar berita-berita mengenai penyimpangan yang dilakukan personel polisi, menyedot perhatian publik, Citra Polisi dimata masyarakat menjadi turun. Untuk memperbaiki Polri, maka pimpinan perlu berbenah. Sigit punya konsep Presisi (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan dirinya beserta pejabat utama Mabes Polri, memiliki komitmen untuk memberikan reward kepada personel yang menjalankan tugasnya dengan baik, dan bekerja keras untuk melayani serta mengayomi masyarakat.
Sebaliknya, Sigit menegaskan sanksi tegas, akan diberikan kepada seluruh personel yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, atau melanggar aturan yang ada. Bahkan, Sigit tak ragu untuk menindak tegas pimpinannya apabila tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya, apabila ke depannya masih melanggar aturan.
“Anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada Organisasi, jangan ragu melakukan tindakan tegas. Kalau tidak mampu membersihkan ekor, kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan Organisasi Polri yang sudah payah berjuang untuk menjadi teladan dalam pelayanan. Dan fahami setiap masalah dan suara masyarakat, agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai,” kata Kapolri.
Kebijaksanaan dan ketegasan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo ini, menuai support dari para politikus. Bahkan ada yang mengatakan, “Pernyataan Orang nomor 1 di Institusi Polri tersebut, sudah menunjukkan Paradigma kepemimpinan yang Arif dan benar, yakni, bahwa pemimpin itu harus memulai dari diri sendiri dulu untuk tertib, tidak bergaya hidup mewah. Tidak hanya menuntut bawahannya untuk disiplin. Harus bisa mencontohkan dengan nyata tagline Polri melindungi dan mengayomi dan sebagainya. Dalam bahasa singkat, menjadi Teladan, kebaikan bagi kesatuan dan bawahannya,” papar politikus.
Statement Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, bukan asal ngomong, kami menilai selama masa kepemimpinan beliau sebagai Kepala Polri, telah menunjukkan contoh yang baik dan beliau sangat menjaga martabat institusi.
( Redaksi 02 )
153 total views, 2 views today